Productive Time? Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar dua kata tersebut. Mari kita Tarik ke belakang kembali apakah selama ini kita sudah menjadi seorang muslim yang yang productive?
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaknya kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dulu.” (QS. Al-Ahzab: 33).
Menjadi Muslimah Produktif Di Rumah
Rumah adalah kantor terbaik bagi muslimah, disanalah ia membangun karir dan merajut cita-cita untuk kebaikan kehidupan dunia dan akhiratnya kelak.
Dibalik disarankannya para Muslimah untuk dirumah tentu memiliki banyak hikmah, diantaranya adalah agar terjaga kehormatan, kesucian diri dan kemuliaannya. Bahkan, perlu NaishaMate ketahui bahwa tempat ibadah paling baik bagi seorang Muslimah adalah di rumahnya.
Dari Ummu Humaid radhiallahuanha, beliau berkata: “Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat bersama Anda.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab :
قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاةَ مَعِي وَصَلاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ وَصَلاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلاتِكِ فِي دَارِكِ وَصَلاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي مَسْجِدِي قَالَ فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
“Aku sudah tahu bahwa engkau sangat ingin shalat (berjamaah) bersamaku, namun shalatmu di dalam kamar khususmu (bait) lebih utama daripada shalatmu di ruang tengah rumahmu (hujrah),
dan shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih baik daripada shalatmu di ruang depan rumahmu,
dan shalatmu di ruang depan rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu,
dan shalatmu di masjid kaummu, lebih baik daripada shalatmu di masjidku ini (Masjid Nabawi).
Ummu Humaid lalu meminta untuk dibangunkan tempat shalat di pojok kamarnya yang paling gelap. Dan ia melakukan shalat di sana hingga berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla” (HR. Ahmad no. 27090 dan Ibnu Hibban no. 2217, Ibnu Khuzaimah no. 1689, dishahihkan Al Albani rahimahullah).
Namun sayangnya kemudian muncul anggapan bahwa membangun karir dan productivitas hanya bisa dilakukan di luar rumah yang terkadang membuat seorang Muslimah melanggar Batasan syariat (ikhtilath, tabarruj).
Namun sebenarnya anggapan ini keliru. Muslimah tetap bisa productive di manapun ia berada termasuk di dalam rumah sekalipun. Bukan karena ia hanya dirumah, kemudian pintu rezeki untuknya semua menjadi tertutup.
Abu Darda radhiyallahu ‘anhu pernah menulis surat kepada Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu agar kembali ke tanah yang disucikan (Baitul Maqdis). Salman al-Farisi mengatakan :
إِنَّ الْاَرْضَ لَا تُقَدِّسُ أَحَدًا وَإِنَّمَا يُقَدِّسُ الْإِنْسَانَ عَمَلُهُ
“Tempat tidaklah mensucikan seseorang. Namun yang mensucikan seseorang adalah amalnya.” (Al-Muwatta’ No. 2232, bab Jaami’ al-Qadha wa Karahiyyatih)
Maksudnya, bahwa semata-mata tinggal dan menetap di tempat tertentu tidak akan menghapus dosa atau meningkatkan derajat seseorang, namun yang menaikkan derajat seseorang di sisi Allah adalah amal shalih di manapun ia berada, termasuk ketika di rumah.
Agar seorang muslimah tetap productive di rumah, ia bisa melakukan beberapa hal di bawah ini:
Productive Time #1; Melakukan Sesuatu Karena Allah dan Tidak Melakukan Hal yang Sia-Sia

Kunci dalam produktivitas adalah kita tidak melakukan sesuatu yang sia-sia dan hendaklah melakukan sesuatu yang mmemiliki keberkahan. Ruang gerak bisa saja terbatas, namun apa yang kita hasilkan tidak dapat dibatasi oleh ruang.
Bagi muslimah yang menetap di rumah karena ketaqwaannya kepada Allah Ta’ala tentu menjadi salah satu cara untuk menjalankan ketaatan. Luruskan semua niat karena Allah semata, maka dunia akan menyertainya.
Ibnu ‘Aqil al-Hanbali rahimahullaah menuturkan :
“Saya persingkat waktu makan saya sesingkat mungkin sehingga saya lebih memilih kue basah daripada roti tawar kering karena antara keduanya ada perbedaan waktu dalam mengunyahnya, hal tersebut saya lakukan untuk mendapatkan waktu yang lebih untuk menelaah dan menulis ilmu yang belum saya dapatkan.” (Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, Ibnu Rajab Al-Hanbali)
Productive Time #2; Dengan Berdzikir Kepada Allah SWT

Muslimah yang tiinggal di rumah tentunya juga mengurus rumah tanggga. Tidak jarang hal ini membuat NaishaMate menjadi lelah. Salah satu obat mujarab dalam menghadapi rasa Lelah adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah. Dzikir dapat membuat hati menjadi sejuk dan mendatangkan ketenangan.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du : 28).
Productive Time #3 Menyibukkan Diri dengan Ilmu

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Saat ini sangat mudah bagi kita untuk mengakses berbagai ilmu pengetahuan dan juga ilmu akhirat.
Carilah ilmu dan perluaslah wawasan, baik itu untuk kepentingan dunia maupun akhirat. Karena dalam menjalankan kehidupan kita membutuhkannya dan keduanya bukanlah sesuatu yang harus dipisahkan.
Productive Time #4 Lakukanlah Aktivitas Kesukaan

Cobalah untuk melakukan berbagai aktivitas yang menyangut dengan hobby. Namun perlu diingat hal ini juga harus diniatkan karena Allah dan kegiatan yang dilakukan adalahh sesuatu yang positif.
Misalnya NaishaMate dapat menjalankan hobby menulis, membaca buku, berkebun, berdiskusi dengan teman sejawat, olah raga atau hal positif lainnya.
Tentunya hal ini dapat Anda sesuaikan dengan keluangan waktu yang dimiliki dan tidak mengganggu ibadah wajib kepada Allah, Rasul-Nya, suami maupun keluarganya.
Productive Time #5 Tidak Masalah Jika Ingin Bekerja dari Rumah

Tetaplah berkarya meski hanya di rumah. Bekerja kini tidak harus dari kantor. Anda bisa memilih pekerjaan yang bisa dilakukan dari manapun dengan waktu yang tidak dibatasi. Dengan kata lain kini banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara fleksibel.
Productive Time di Rumah
Muslimah menjadi tidak productive di rumah karena ia merasa waktunya habis sia-sia dengan beberes dan mengurus rumah. Padahal setiap sudut rumah adalah pahala baginya Jika ia meniatkan setiap aktivitasnya karena Allah SWT.
Padahal, tidak ada kebaikan yang sia-sia di sisi Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7).
Bahkan seorang wanita akan mendapatkan kemuliaan memasuki surga dari pintu mana saja yang ia sukai, hanya dengan menjalankan empat syarat yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya :
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Ketika wanita shalat lima waktu, berpuasa ramadhan, menjaga kehormatan kemaluannya, dan taat kepada suaminya, akan dikatakan kepadanya (diakherat kelak) : ‘masuklah surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki’” (HR. Ahmad no. 1161 dan Al-Albani rahimahullah mengatakan hasan lighairi).
Intinya ikhlas dalam menjalankan sesuatu adalah kuncinya, melakukannya karena Allah Ta’ala. Maka Segala pahala dan kebaikan akan mengalir deras untuknya.