NaishaMate yang dirahmati Allah SWT, berikut Naisha telah merangkumkan artikel tentang beberapa ajaran Rasulullah mengenai bepergian, adab makan dan juga anjuran tentang berkasih sayang kepada sesama manusia. Seringkali kita mendengar bahwa Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu agama yang menyebarkan kasih sayang ke pada alam semesta.
Ajaran Rasulullah Tentang Bepergian Tanpa Mahram

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahromnya, dan janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahromnya. Maka seseorang berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan istriku ingin menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda: “Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya (istrimu)”. [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari IV/172), Muslim (hal. 978) dan Ahmad I/222 dan 246]
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah seorang wanita safar sejauh tiga hari (perjalanan) melainkan bersama dengan mahramnya”. [HSR. Imam Bukhari (1087), Muslim (hal. 970) dan Ahmad II/13; 19; 142-143; 182 dan Abu Daud]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak halal (boleh) bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir safar sejauh sehari semalam (perjalanan) dengan tanpa mahram (yang menyertainya)”. [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari II/566), Muslim (hal. 487) dan Ahmad II/437; 445; 493; dan 506]
Dari Qaz’ah maula Ziyaad berkata: “Aku mendengar Abu Sa’id (Al-Khudry Radhiyallahu ‘anhu), yang telah mengikuti dua belas peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata: “Empat perkara yang aku dengar dari rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membuat aku takjub dan kagum, yaitu: “Janganlah seorang wanita safar sejauh dua hari (perjalanan) tanpa disertai suami atau mahramnya, janganlah berpuasa pada dua hari Idul Fitri dan Idul Adlha, janganlah sholat setelah mengerjakan dua sholat yaitu setelah sholat Ashar sampai tenggelam matahari dan setelah sholat Subuh sampai terbit matahari, dan janganlah bepergian jauh kecuali menuju tiga masjid: masjidil Haram, masjidku (masjid nabawi) dan masjidil Aqsho.” [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari IV/73), Muslim (hal. 976) dan Ahmad III/34 dan 45]
Ajaran Rasulullah Tentang Adab Makan

Adab makan dan minum yang pertama adalah adalah memastikan setiap hal yang Kita konsumsi adalah halal.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 88 yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
Ajaran Rasulullah untuk Mencuci Tangan Sebelum Makan
Hal ini tentunya sudah pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu’anha:
“Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum.” (HR. Abu Daud no.222, An Nasa’i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)
Ajaran Rasulullah untuk Membaca Doa Mau Makan yang Lengkap
Doa sebelum makan ini bertujuan untuk memohonkan ampun, dimudahkan rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa. Sebagaimana yang diriwayatkan di dalam hadist berikut ini:
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi.” (HR. At-Tirmidzi).
Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannaar
Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau berkenan memberikan berkah (kemanfaatan) kepada kami atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan semoga Engaku berkenan menjaga kami dari siksa api neraka yang menyakitkan.”
Anjuran Rasulullah untuk Makan dengan Tangan Kanan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kita harus memulai sesuatu yang baik dari sebelah kanan, sama halnya ketika kita makan. Maka dari itu hendaklah kita makan dengan menggunakan tangan kanan. Dan berikut ini hadistnya.
“Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).
Larangan Mencela makanan
Rasulullah sudah pernah mencontohkan, ketika beliau sedang berada di sebuah tempat dan dihidangkan makanan oleh seseorang. Meskipun saat itu makanan atau minuman yang dihidangkan beliau kurang menyukainnya, maka beliau tidak lantas mencelanya. Lebih baik tidak memakannya dibandingkan mencela makanan tersebut.
“Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Muslim)
Jangan Mubadzir
Allah SWT telah berfirman dalam Surat Al-A’raf ayat 31, yang artinya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Naisha selanjutnya akan mengajak Naisha mate semuanya untuk sama-sama melihat betapa Islam mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan menyayangi sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ajaran Rasulullah Mengenai Kasih sayang Allah SWT pada Hambanya

Betapa Allah SWT sangat menyayangi hamba-Nya, bahkan jika hamba tersebut membangkang semasa hidupnya, dan bertaubat sesaat sebelum dirinya wafat dengan taubat yang benar lagi tulus atau taubat nasuha, maka AllahSWT akan mengampuni dosa-dosanyanya. Rasulullah SAW bersabda:
لَمّا قَضى اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ: إنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
“Ketika Allah ﷻ telah selesai menciptakan makhluk, Allah menulis di atas arsy Nya: sungguh kasih sayangKu mengalahkan kemurkaanKu.” (HR. Bukhari, No. 7453).
Ajaran Rasulullah untuk Saling Berkasih Sayang

Diantara berbagai hadist yang mengisahkan tentang kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya adalah hadits yang dikabarkan oleh Abu Hurairah,
قِيلَ: يا رَسُولَ اللهِ ادْعُ عَلى المُشْرِكِينَ قالَ: «إنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعّانًا، وإنَّما بُعِثْتُ رَحْمَةً
”Ada yang berkata kepada Rasulullah ﷺ: ya Rasulullah doakanlah kecelakaan untuk orang-orang musyrik. Lantas beliau ﷺ pun menjawab: Sungguh diriku tidak diutus untuk melaknat, tapi aku di utus untuk membawa kasih sayang.” (HR. Muslim, No. 2599).
Salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah SAW pada umatnya beliau menyuruh para imam sholat untuk meringankan bacaanya agar tidak memberatkan ma’mum. Bahkan Rasulullah bisa sangat marah ketika melihat seorang imam memanjangkan sholat sehingga memberatkan ma’mum, beliau pernah bersabda,
يا أيُّها النّاسُ إنَّ مِنكُمْ مُنَفِّرِينَ، فَأيُّكُمْ أمَّ النّاسَ، فَلْيُوجِزْ فَإنَّ مِن ورائِهِ الكَبِيرَ، والضَّعِيفَ وذا الحاجَةِ
”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya diantara kalian ada yang membuat manusia lari dari dakwah ini. Jika ada diantara kalian yang menjadi imam hendaklah dia mempersingkatnya. Karena dibelakangnya ada orang tua, orang yang lemah dan orang yang punya urusan.” (HR. Muslim, No. 466).
Dikisahkan pada suatu ketika, seorang sahabat Arab badui yang bernama Aqra’ bin Habis Attamimy melihat Rasulullah SAW mencium cucu beliau Hasan bin Ali, lalu beliau pun berkata,
“Aku memiliki sepuluh anak dan aku tidak pernah menciumi mereka”
Rasulullah SAW pun menoleh kepadanya dan bersabda,
مَنْ لا يرحم لا يُرحَم
“Siapa yang tidak berkasih sayang, dia pun tidak akan mendapatkan kasih sayang”. (HR. Abu Dawud, No. 5218).
Begitu pula, besarnya kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana Rasulullah bersabda berikut ini,
لكل نبي دعوة مستجابة، فتعجل كل نبي دعوته، وإني اختبأت دعوتي شفاعة لأمتي يوم القيامة، فهي نائلة إن شاء الله من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا
“Setiap nabi itu ada kesempatan satu kali untuk memanjatkan doa yang pasti akan dikabulkan. Dan semua nabi sudah menggunakan kesempatan itu di dunia, sedangkan aku menyimpan doaku berupa syafaat untuk umatku nanti pada hari kiamat. Dan syafaat tersebut insya Allah akan menyelamatkan umatku yang tidak berbuat syirik kepada Allah.” (HR. Muslim, No. 199).