Kisah Nabi Yunus yang Ditelan Ikan Paus Namun Tetap Hidup

Kisah Nabi Yunus yang Ditelan Ikan Paus Namun Tetap Hidup

Kisah Nabi Yunus termasuk salah satu Nabi yang diabadikan di dalam Al-Quran. Bahkan, dijadikan salah satu nama surat di dalam Al-Quran. Allah menyebutkan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam dalam Al-Quran.

Kisah Nabi Yunus

Pertama, yang diabadikan dalam surat Yunus (10) ayat 98:

Read More

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Di sebutkan kembali dalam surat lain yaitu surat Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Yang ketiga diabadikan dalam surat As-Saffat (37) ayat 139—148:

“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Dan yang ke empat Allah mengabadikan kisah Nabi Yunus dalam surat Al-Qalam (68) ayat 48—50:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.

Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.”

Kisah Nabi Yunus yang Meninggalkan Kaumnya

Nabi Yunus telah diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika ketika diberikan perintah dakwah tersebut,beliau menempuh perjalanan yang cukup panjang ia melintasi padang pasir  luas dan gersang yang di tempuhnya dari Negeri Syam.

Sesampainya di Ninawa, Nabi Yunus mendapati orang-orang di sana terpuruk dalam kekafiran. Mereka menyembah berhala, dan menganggapnya sebagai Tuhan mereka. Ritual penyembahan berhala ini telah berlangsung lama.

Nabi Yunus ketika itu dianggap sebagai orang asing oleh penduduk setempat, karena beliau adalah pendatang. Ketika beliau memulai dakwahnya dan menyerukan kebaikan pada kaumnya, mereka justru malah mengolok-olok Nabi Yunus.

Bahkan kaum Ninawa tidak pernah menganggab dakwah dari Nabi Yunus. Dan justru menganggap Nabi Yunus telah menghina Tuhan dan agama nenek moyang mereka. Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu, Nabi Yunus masih berusaha untuk bersabar.

Waktu demi waktu telah di lalui, namun kaum Ninawa tidak juga ada perubahan. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanyaterdapat dua orang yang tergerak hatinya dan mengikuti beliau. Kedua orang tersebut bernama Tanuh dan Rubil.

Hingga akhirnya datanglah hari di mana segenap kesabaran Nabi Yunus telah habis untuk menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu. Lantas Nabi Yunus pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, beliau mengatakan jikalau nanti azab dari Allah akan datang untuk mereka. Nabi Yunus kemudian meninggalkan Ninawa dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.

Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus

Setelah beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan berniat untuk menumpang pada sebuah kapal. Cuaca saat itu cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, walaupun sebenarnya kapal tersebut telah kelebihan muatan.

Sampai akhirnya cuaca tiba-tiba memburuk ketika mereka sedang berada di tengah laut. Awan hitam nampak bergulung tebal, angin kencang pun turut datang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal yang mereka kendarai. Badai membuat kapal menajdi tidak stabil. Nabi Yunus pun akhirnya mencoba menenangkan dan mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.

Untuk mengurangi beban nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Dengan harapan kapalnya akan lebih stabi, namun ternyata percuma.

Akhirnya sang nakhoda mengambil keputusan berat, yakni mengurangi jumlah penumpang. Agar adil, penentuan siapa yang akan terjun ke laut maka dibuatlah undian.

Pada undian pertama keluarlah nama Nabi Yunus. Karena tidak rela jika beliau yang melompat maka dilakukanlah undian hingga tiga kali. Namun sampai yang ke tiga kalinya nama beliaulah yang keluar.

Saat itu beliau pun akhirnya menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah beliau melemparkan diri ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang.

Di laut, Nabi Yunus masih harus terombang-ambing di lautan. Kemudian Allah mendatangkan seekor ikan paus dan memerintahkannya untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.

Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk pada surat Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu dikisahkan masih hidup hingga sekarang. Pendapat ini merujuk pada surat As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”

Di dalam perut ikan yang gelap beliau mengira dirinya telah meninggal. Nabi Yunus pun berusaha untuk menggerakkan kakinya dan bersujud.

Sesaat setelah itu, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini membuat beliau merenungkan dan menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa saat itu tidaklah benar. Oleh karenanya Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.

Setelah beliau tersadar atas kesalahan yang dilakukannya, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang diabadikan dalam lanjutan ayat ke-87 surat Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.”

Allah kemudian memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun saat itu dalam keadaan lemah. Allah kemudian menumbuhkan tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi Yunus memakannya.

Related posts