Masih seputar kisah-kisah Nabi dan Rasul, kali ini Naisha akan mengulas kisah Nabi Sulaiman. Mulai dari kisahnya dengan Ratu Balqis beserta beberapa mukjizat yang beliau miliki.
Kisah Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman A.S masih memiliki garis keturunan Rasul dan Raja yaitu Nabi Daud A.S. dikisahkan Nabi Sulaiman sebelum beliau diangkat menjadi seorang Rasul oleh Allah SWT, Nabi Daud menjabat sebagai seorang pemegang kerajaan terbesar di dunia dan juga seorang Rasul Allah.
Nabi Sulaiman kemudian diutus oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin kaum Bani Israel. Sewaktu menjabat beliau menjadi seorang pemimpin yang sangat baik dan bijaksana. Sehingga beliau berhasil memakmurkan kerajaan yang dipimpinnya.
Di samping itu, Nabi Sulaiman juga dianugerahi mukjizat oleh Allah untuk dapat mengerti bahasa binatang. Hal ini sebagaimana yang telah dikisahkan di dalam Al-Quran, yang artinya:
“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak terinjak Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa seraya berdo’a kepada Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau, yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S. an-Namel Ayat 18-19).
Dikisahkan bahwa Sulaiman kecil telah menunjukkan kecerdasannya yang lebih tinggi jika dibandingkan anak seusianya. Bahkan ketika Ia masuh belia, Ia kerap membantu menangani dan memecahkan berbagai masalah yang terjadi di antara warga Bani Israil.
Hal ini terjadi ketika Ia diajak oleh Nabi Daud ke suatu majelis untuk menangani berbagai macam perselisihan. Tentu saja ajakan ayahnya ini bukan tanpa alasan, sebab Nabi Sulaiman dikenal memiliki kecerdasan yang luar biasa dan juga bijaksana.
Tidak heran jika pada akhirnya Nabi Sulaiman menggantikan ayahnya untuk memimpin Bani Israil. Tidak hanya sampai di situ, beliau juga diberi mukjizat oleh Allah SWT yang luar biasa.
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis juga diabadikan lengkap dalam Al-Quran. Pada suatu masa, Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu Balqis untuk datang menemui beliau. Surat yang dituliskan oleh Nabi Sulaiman tersebut berisi himbaun agar Ratu Balqis dan para pembesarnya tidak lagi bersikap sombong.
Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan burung Hud-Hud agar mengantarkan surat yang telah ditulisnya kepada Ratu Balqis. Hal tersebut diabadikan di dalam salah satu surah Al-Quran, yang artinya:
“Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan“ (QS. An Naml: 28).
Dan akhirnya surat tersebut sampai di tangan Ratu Balqis kemudian ia baca. Berikut ini adalah isi surat Nabi Sulaiman yang dikirimkan untuk Ratu Balqis.
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Setelah membaca surat tersebut Ratu Balqis memberitahu kepada para pembesaranya bahwa ia telah menerima surat dari Nabi Sulaiman. Sebagaimana yang disebutkan dalam Surat An Naml ayat 29 berikut ini.
“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.“ (QS. An Naml: 29)
“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, (‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).” (QS. An Naml: 30).
Setelah membacanya dengan seksama, ia kemudian saran kepada para pembesarnya, secara tersirat para pembesar. Saat itu Ratu Balqis menyarankan juga agar mengangkat senjata dan menemui Nabi Sulaiman. Sebagaimana kisah yang diabadikan dalam salah satu surah Al-Quran berikut ini.
“Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua belas ribu pasukannya; menurut pendapat yang lain disebutkan bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada saat itu sangat banyak, sehingga dari jarak satu farsakh dapat terdengar suara gemuruhnya.” (QS. An Naml: 37).
Nabi Sulaiman meminta kepada Jin Ifrit agar segera memindahkan atau mendatangkan istana Ratu Balqis dengan jarak waktu antara Nabi Sulaiman duduk hingga berdiri dari singgasananya. Jin Ifrit pun menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman.
“(Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras (“Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya.”) atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang ada pada singgasananya itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, “Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu”.” (QS. An Naml: 39).
Ratu Balqispun akhirnya tiba di kerjaan Nabi Sulaiman. Ia kemudian merasa kaget karena istana yang kini berada di hadapannya sangat mirip dengan istana miliknya yang ada di negeri Saba’.
Kemudian peristiwa ini membuat Ratu Balqis sangat takjub dan sadar akan kelemahannya. Ratu balqis lantas memohon maaf atas kekhilafan yang telah dilakukannya selama ini. Sejak bertaubatnya Ratu Balqis, diketahui kemudian keduanya menikah.
Selain mengendalikan jin, salah satu mukjizat lain yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman ialah beliau dapat berbicara dengan hewan. Sebagaimana yang dikisahkan di dalam Al-Quran yang artinya:
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An Naml: 17).
Sehingga tidak heran jika pada waktu itu Nabi Sulaiman membangun gedung-gedung tidak menggunakan tenaga manusia, namun menggunakan tenaga jin.
Di samping itu, Nabi Sulaiman juga memiliki mukjizat lain, yakni dapat mengendalikan angin.
Begitulah kisah singkat dari Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis, semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah tersebut.
