Tenang, ada Allah yang maha mendengar apapun yang sudah menjadi doa kita. Allah adalah sebaik-baiknya pendengar di dunia ini, sehingga kita sebagai manusia jangan pernah risau karena ada Allah yang setia mendengarkan apapun yang ada di dalam hati kita.
Bahkan Allah Maha mendengar sejak sesuatu yang ada di dalam hati kita. Jadi kita harus percaya bahwa Allah yang akan mendengarkan semua sejak ada di dalam hati kita. Simak selengkapnya di bawah ini ya.
Jangan Khawatir Ada Allah
Sifat mendengar ini mencakup seluruh makhluk yang didengar oleh Allah. Setiap suara baik di langit dan di bumi didengar oleh Allah baik yang lirih maupun yang dikeraskan, yang Allah dengar seperti satu suara, tidak bercampur suara yang satu dan lainnya. Allah pun mendengar setiap bahasa dan memahaminya. Dia pun mendengar suara yang dekat maupun jauh. Suara yang sirr (lirih) dan yang ‘alaniyah (keras) pun sama di sisi Allah. Allah Ta’ala berfirman,
سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.” (QS. Ar Ro’du: 10).
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al Mujadilah: 1).
Dalam hadits shahih disebutkan,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى وَسِعَ سَمْعُهُ الأَصْوَاتَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ( قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ فِى زَوْجِهَا )
Dari ‘Aisyah, ia berkata: Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya begitu luas sampai berbagai suara pun terdengar. Kemudian turunlah firman Allah pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya” (HR. Bukhari no. 7385).
Dalam bab yang sama dengan hadits di atas, Bukhari juga menyebutkan,
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فِى سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ « ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا قَرِيبًا »
Dari Abu Musa, ia berkata, “Kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam safar. Lalu jika kami melewati tempat menanjak, maka kami pun bertakbir. Beliau pun lantas bersabda: Bersikap lemah lembutlah terhadap diri kalian dan pelankan suara kalian karena kalian tidaklah berdo’a pada sesuatu yang tidak mendengar dan tidak ada. Kalian sedang berdo’a pada Allah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Dekat.” (HR. Bukhari no. 7386).
Yakinlah Bahwa Allah Maha Mendengar
Manusia selalu memerlukan Allah, baik dalam gerak maupun diam; dan harus yakin Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, satu-satunya, tiada syarikat bagi-Nya, Maha Terpuji serta ridha akan segala perbuatan, perkataan dan ketentuan-Nya. (At-Tafsir al-Muyassar).
Allah telah menentukan pada azal nasib seseorang, inna kulla sya’in khalaqnahu bi qadar. (QS. 54/49), yaitu setelah 120 hari umur janin dalam rahim seorang ibu; dikirim malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan menetapkan rezeki, ajal (umur), amal, bahagia atau celaka. (HR Bukhari-Muslim), berdoa tetap diperintahkan, karena doa adalah realisasi taat kepada Allah, penghias tubuh dan jiwa dengan ibadah.
Walaupun doa yang dipanjatkan tidak dipahami maknanya, namun Allah Maha Tahu akan kandungan doa yang dipanjatkan. Kepada kita diberi hak untuk meminta setelah menyembah-Nya, iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (QS 1/5).
Kita tidak mengetahui apa dan bagaimana masa depan kita, karenanya lewat doa kita disuruh minta taufik dan hidayah ke arah kebaikan dan terhindar dari segala keburukan, ihdinash-shirathal mustaqim, shirathalladzina an’amta alahim, ghairil-maghdhubi alaiahaim wa ladh-dhallin. (QS 1/6-7).
Jangan Berhenti Berusaha Allah Maha Mendengar
Segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah, bisa diubah-Nya jika dikendaki-Nya dan itu perkara mudah bagi-Nya, yamhullahu ma yasya’u wa yusbit wa ‘indahu ummul-kitab.(QS.13/39) Makhluk Allah yang sungguh-sungguh berdoa tetap diberi oleh-Nya walaupun maksiat, seperti iblis minta ditangguhkan azab sampai hari manusia dibangkitkan, iblis diberi tempo sampai kiamat. (QS 7/15-16).
Doa adalah aktivitas ibadah para Rasul dan Nabi. Nabi SAW segera berdoa bila ada sesuatu yang membuatnya gundah, idza hammahu amrun laja’a ilash-shalah. Allah SWT senang terhadap hamba-Nya yang berdoa. Jibril AS pernah berkata, ya Allah, itu hamba-Mu pulan sudah sekian lama berdoa, tetapi belum Engkau kabulkan. Allah menjawab, biarkan hamba-Ku berdoa kepada-Ku, Aku senang mendengar suaranya. (Syarh Hikam, hal. 9).
Dua Macam Sifat Allah Maha Mendengar
Jangan khawatir ya, Allah akan selalu mendengarkan apa yang menjadi doa kita selama ini. Jangan pernah khawatir ya, apapun yang kita panjatkan kepada Allah pasti akan dikabulkan dalam waktu yang tepat menurut Allah. Sehingga jangan sampai kita putus asa ketika berdoa kepada Allah.
Ada dua macam sifat mendengar bagi Allah:
1- Mendengar dengan maksud mendengar suara yaitu segala suara baik yang lahir maupun batin, baik yang jelas maupun yang tersembunyi, Allah mengetahui itu semua.
2- Mendengar dengan maksud mengabulkan (memperkenankan) setiap permintaan dan do’a dari hamba, juga memberikan balasan pahala. Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS. Ibrahim: 39).
Begitu pula ketika seseorang shalat, ia mengucapkan,
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Allah memperkenankan permintaan orang yang memuji-Nya.”
Mendengar dengan maksud mendengar suara ada tiga maksud:
1- Sebagai ancaman. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. Az Zukhruf: 80). Mendengar di sini bermakna tahdid (ancaman).
2- Dengan maksud menolong. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى
“Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”.” (QS. Thaha: 46). Maksud mendengar di sini adalah Allah menolong Musa dan Harun.
3- Maksudnya adalah mendengar yang sifatnya meliputi. Allah Ta’ala berfirman,
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al Mujadilah: 1). Maksud mendengar di sini adalah Allah mendengar setiap suara dan keluhan.