Jika Hidup adalah Pilihan, Sudah Tepatkah Pilihan Kita?

OOTD ala Citra Kirana

Jika hidup adalah sebuah pilihan, lalu sudah tepatkah pilihan kita? Terkadang kita merasa kebingungan, bagaimana caranya memilih sebuah pilihan yang tepat

Allah SWT memberikan setiap umat manusia akal dan pikiran. Di mana bahwa akal merupakan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT sebagai faktor pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Karena itulah, Allah SWT mendorong manusia agar menggunakan akalnya untuk hal-hal yang berguna.

Terkadang kita semua memahami bahwa hidup adalah pilihan siapa saja yang menjalaninnya. Bahkan ketika hidup pasti kita akan mengalami berbagai macam hal yang tampak meyulitkan atau tampak membuat kita lalai apa tujuan manusia hidup di bumi ini.

Tentu saja manusia memiliki pilihan, namun bukan berarti manusia tidak memiliki tujuan yang sama.  Pada dasarnya manusia memiliki satu tujuan yang sama untuk menjadi khalifah di muka bumi, namun memiliki jalannya masing-masing.

Menjadi manusia memang pada dasarnya harus selalu beribadah kepada Allah. Jadi jika hidup adalah pilihan, pilihan yang  terbaik dalam hidup manusia adalah untuk terus beribadah kepada Allah, karena hanya Allah yang akan membuat kita merasa aman terhadap berbagai macam hal yang akan di lewati.

Ada beberapa penjelasan di bawah ini yang mana membuat kita manusia harus menyadari bahwa hidup adalah sebuah pilihan yang memiliki satu tujuan yang sama yaitu menjadi khalifah di muka bumi, dan wajib untuk menjaga apa yang ada di sekitar dan apa yang ada di muka bumi dengan baik dan menjauhnya dengan hal batil.

Mengapa Manusia Menjadi Khalifah di Muka Bumi ?

Allah SWT telah mengangkat umat manusia menjadi khalifah di muka bumi ini. Hal ini merupakan salah satu bentuk penghargaan Allah SWT yang luar biasa kepada umat manusia, yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Penghargaan tersebut terekam secara jelas dalam firman Allah SWT berikut ini.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30).

 

Ayat di atas mengandung pemberitahuan Allah SWT kepada malaikat bahwa Allah akan menjadikan khalifah di bumi. Adapun yang dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di muka bumi adalah manusia. Terhadap keputusan Allah SWT tersebut, para malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas mulia sebagai khalifah tersebut. Dalam pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Oleh karena itu, manusia tidak layak dipilih sebagai khalifah di muka bumi. Adapun yang pantas dipilih sebagai khalifah di muka bumi menurut para malaikat adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertahmid dan menyucikan Allah SWT. Menanggapi anggapan para malaikat tersebut selanjutnya Allah SWT meyakinkan kepada mereka dengan mengatakan bahwa salah satu alasan manusia dipilih menjadi khalifah di muka bumi ini adalah karena manusia memiliki  kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh para malaikat. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-An’am [6]: 165).

Hidup Adalah Pilihan

Memang benar bahwa hidup adalah sebuah pilihan, namun bukan berarti kita bisa dengan mudah untuk mendekati larangan-Nya. Sebaik-baiknya manusia yang masih bernapas adalah  manusia yang senantiasa menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Allah.

Tak perlu dipungkiri bahwa hidup memang sebuah perjalanan untuk terus menuju ke arah yang jauh lebih baik. Jika hidup adalah perjalanan untuk terus berbuat kebaikan, lalu kebaikan apa yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri dan buat orang yang ada di sekitar.

Pilihan tak serta merta membuat kita membolehkan diri melakukan apapun dalam kehidupan ini. Hidup boleh memilih, tapi jika ada pilihan yang membuat kita menjadi hamba yang taat untuk apa kita mengikuti ego diri sendiri melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT?

Sudah banyakkah amalan yang mampu mengantarkan kita ke dalam surga-Nya ?

Lalu sudah baikkah akhlaq kita selama kita hidup di muka bumi?

 

Sudahkah kita sadar bahwa yang namanya pilihan, tetap harus mengutamakan yang sesuai dengan syariat-Nya?

 

Sudah seberapa jauh kita memahami bahwa pilihan yang sebenarnya dalah antara dua

kebaikan?

 

Begitu banyak kebaikan yang bisa kita lakukan di dunia ini. Kebaikan tak akan pernah ada habisnya. Walaupun terkadang ketika kita berbuat baik, pasti akan ada saja hal yang membuat kita down. Tenang. Itu manusiawi, setelah itu kita bisa langsung berbuat baik lagi.

 

Sebuah kehidupan pada dasarnya akan memiliki pasang surut, namun saat surut mampukah kita untuk terus berjalan di jalan Allah? Ujian terberat manusia adalah kesetiaannya pada Allah saat senang maupun duka. Itulah mengapa seberat apapun jalan yang akan di lalui, ingatlah bahwa Allah yang selalu ada di jalan kita.

 

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 70 yang artinya:

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

 

Dalam menjalani hidup, ada saja hal yang membuat kita down dan membutuhkan motivasi untuk bangkit pada hal-hal yang baik. Selain kita bisa mendapatkan dari keluarga, teman terdekat, atau bahkan psikolog, Allah SWT telah senantiasa dekat dengan para hamba-Nya untuk yakin dalam menjalani hidup dengan cara memberikan motivasi-motivasi yang rupanya terdapat dalam Alquran.

“… Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita….”

Kamu tentu pernah mengalami situasi sulit, seperti mengalami kegagalan saat ingin masuk perguruan tinggi yang sudah diimpikan, padahal sudah kerja keras, belajar dengan tekun, dan berdoa. Lalu, kamu hanya bisa menangis sembari meratapi kerja keras dan keringat yang berujung sia-sia.

Meski begitu, kamu tidak mau dong berlarut-larut dalam kesedihan. Cobalah untuk terus bangkit dan berusaha, ambil sisi positif dari kegagalan yang didapat. Kembalikan segalanya pada Sang Pencipta bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah ketetapan yang terbaik dari-Nya.

 

 

Related posts